Rasa nyeri dan berdenyut-denyut akibat sakit gigi memang sungguh menjengkelkan. Mencabut gigi sering dianggap sebagai solusi untuk mengenyahkan sakit pada gigi, padahal dalam kondisi tertentu gigi masih bisa diselamatkan.
Rasa sakit terus-menerus pada gigi, termasuk saat mengunyah atau peka terhadap makanan, merupakan tanda abses gigi. Bisa juga disertai demam, pembengkakan kelenjar limfa di leher, dan tubuh terasa tidak enak.
Abses gigi biasanya disebabkan karena gigi berlubang tidak dirawat dengan baik dan benar. Abses terjadi jika pulpa sebuah gigi terinfeksi bakteri sehingga pulpa membengkak dan meradang. Pembuluh darah dalam pulpa membesar dan menekan saraf sehingga terasa sakit.
Untuk mengurangi rasa sakit, sebelum ke dokter gigi, berkumur dengan air garam yang dilarutkan dalam segelas air hangat bisa mengurangi rasa sakit. Terkadang pencabutan merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi abses gigi, tetapi dokter gigi umumnya lebih suka mempertahankan gigi dengan melakukan penambalan.
Infeksi gigi pada anak-anak juga tidak selalu harus dicabut. "Tergantung pada infeksinya dan kebersihan mulutnya. Jika infeksinya sudah luas dan tidak bisa ditolong maka harus dicabut," kata drg Eky Soeria Soemantri, Sp Ortho (K), Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Ia menjelaskan, pencabutan gigi pada anak bisa membuat gigi yang tumbuh berikutnya tidak rata. "Hal ini bisa dicegah dengan penggunaan alat khusus untuk menjaga pergerakan gigi," ujarnya.
Untuk mencegah infeksi gigi, ia mengingatkan pentingnya kebersihan gigi dengan cara menyikatnya secara saksama dua kali sehari dan kontrol teratur ke dokter gigi. "Infeksi gigi bisa mengganggu tumbuh kembang anak karena sebagian tenaganya dipakai untuk melawan infeksi itu. Penyerapan nutrisinya juga bisa terganggu jika giginya sakit," paparnya.
Sumber =
http://www.dunia-unik.com/2011/12/gigi-berlubang-di-cabut-atau-di-tambal.html